Seputarinfomenarik.com – Kita bertemu di sebuah wadah digital, di sini adalah grup yang mengedepankan literasi dan juga menyampaikan ragam hal secara informatif. Dengan konsep ensiklopedia, beragam istilah bisa dijelaskan dan ditulis oleh member yang ingin memperkaya materi dalam grup. Baik itu melalui postingan dan juga komentar. Meski kenyataannya masih minim kontribusi diskusi dari member, tapi sejauh ini lumayan juga untuk dijadikan wadah diskusi digital.
Kita tentu harus online supaya bisa beraktifitas di internet. Mencoba menjelajah jutaan informasi yang tersebar di jagat dunia maya. Tentu hal ini menjadi sebuah kemudahan bagi kita semua di jaman sekarang yang serba dilayani oleh ragam layanan untuk mengakses internet. Bayangkan, 20 tahun lalu orang-orang masih banyak yang buta dengan internet. Sekarang? Tinggal klik browser dan kita bisa berselancar mengonsumsi banyak informasi dengan mudah sekali.
Tetapi apakah ada dampak negatif dan positifnya?
Mari kita coba berangkat ke dalam beberapa tipe orang yang berbeda latar belakanganya. Mungkin kalian salah satu dari tipe orang yang admin coba jelaskan ini.
1. Golongan Orde Baru.
Golongan orde baru adalah golongan senior. Senior bukan dalam arti sudah lama main internet. Tetapi mereka adalah orang seusia orang tua kita. Di jaman mereka muda, internet itu pasti barang mahal. Apa itu internet juga mereka belum begitu mengenalnya. Minimal mereka menggunakan internet dimulai dari tahun 1990an dengan akses yang terbatas. Untuk mengaksesnya kala itu hanya melalui komputer yang menjadi barang mahal. Ditambah lagi untuk menikmati layanan internet dikenakan tarif yang sangat mahal, nyambung ke kabel telepon. Oleh karena itu, penggunaan komputer jaman itu hanya untuk mengerjakan tulisan saja selain mempelajari ms dos, dll.
Golongan orde baru adalah golongan senior. Senior bukan dalam arti sudah lama main internet. Tetapi mereka adalah orang seusia orang tua kita. Di jaman mereka muda, internet itu pasti barang mahal. Apa itu internet juga mereka belum begitu mengenalnya. Minimal mereka menggunakan internet dimulai dari tahun 1990an dengan akses yang terbatas. Untuk mengaksesnya kala itu hanya melalui komputer yang menjadi barang mahal. Ditambah lagi untuk menikmati layanan internet dikenakan tarif yang sangat mahal, nyambung ke kabel telepon. Oleh karena itu, penggunaan komputer jaman itu hanya untuk mengerjakan tulisan saja selain mempelajari ms dos, dll.
Golongan orde baru ini baru menikmati kemudahan mengakses internet di tahun 2000an. Itu pun dalam jumlah yang sedikit. Minat masyrakat masih minim untuk menjadikan internet sebagai ladang informasi. Dalam arti lain, mereka juga mulai mengenal internet barengan dengan golongan selanjutnya.
2. Golongan ’90an – Milenum Baru.
Golongan ini adalah mereka yang tumbuh besar di tahun 1987-2000an. Mereka dalam usia yang segar ketika mengenal dunia internet. Tentunya hal ini didukung oleh semakin mudahnya masyarakat mengakses internet. Ditandai dengan kemunculan warung internet di sekitar rumah. Mereka mulai menikmati dunia maya lebih depan dibanding golongan sebelumnya. Umur 12 tahun, adalah masa awal mencoba bermain di internet dengan ragam tujuan. Meski di sekolah tidak semuanya mendapat materi soal internet.
Golongan ini adalah mereka yang tumbuh besar di tahun 1987-2000an. Mereka dalam usia yang segar ketika mengenal dunia internet. Tentunya hal ini didukung oleh semakin mudahnya masyarakat mengakses internet. Ditandai dengan kemunculan warung internet di sekitar rumah. Mereka mulai menikmati dunia maya lebih depan dibanding golongan sebelumnya. Umur 12 tahun, adalah masa awal mencoba bermain di internet dengan ragam tujuan. Meski di sekolah tidak semuanya mendapat materi soal internet.
Golongan ini adalah golongan yang jadi ‘core’ dari format-format informasi yang tersebar sekarang. Karena dari sinilah user lokal mulai memberi kontribusinya berupa ragam informasi. Entah itu ke mana arah materinya. Minimal bisa kita nikmati hasil tulisan mereka di wikipedia. Mereka saling memperbarui apa yang sudah ditulis bahkan menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia. Perubahan arus informasi di sini sangat cepat. Bisa dilihat dari mulai bermunculannya user yang memanfaatkan blog, wordpress dan lain sebagainya untuk keperluan mereka.
Di jaman 2000an adalah di mana user milenial ini mulai menikmati media sosial. Media sosial yang ada sangat beragam dengan format tertentu. Ada friendster, mirc, pre-facebook, purevolume, situs dewasa, myspace dan lain sebagainya. Dari situ arus komunikasi secara digital terbilang sangat cepat. Tapi dalam status default. Default di sini artinya mentah. Kita bebas mengoreksi ragam informasi, tetapi tidak bisa semuanya dikoreksi. Sehingga yang bisa dilakukan hanyalah memilah saja. Pilihan informasi yang diterima tentu akan mempengaruhi pemikiran user secara random. Entah itu ke arah positif atau negatif. Karena nilainya di sini secara subjektif. Tidak bisa kamu ambil kesimpulan informasi A itu salah atau benar tanpa kamu bisa mengoreksinya melalui referensi tulisan terkait. Karena di situ kita mengahadapi tembok besar yaitu, kendala bahasa.
Minimal kita bisa mulai pakai medsos kenalan sama orang jauh di mana. Mulai terdorong untuk belajar english. Juga mulai mencoba berdiskusi di berbagai forum. Atau main game online sampai nge-meme.
Mentahnya informasi yang terus ditambah oleh user internet di generasi ini tentu akan mempengaruhi sajian informasi ke generasi berikutnya.
3. Generasi kekinian (Zaman Now)
Generasi kekinian atau bahasa gaulnya Zaman now adalah kita-kita ini yang sedang online. Menikmati sajian informasi dari generasi sebelumnya. Dibanding 2 genrerasi sebelumnya, generasi kini justru sangat mudah lewat smartphone bisa internetan. Ditambah harga jatah (kuota) internet yang murah, kita bisa buka grup di sosial media juga dengan free.
Generasi kekinian atau bahasa gaulnya Zaman now adalah kita-kita ini yang sedang online. Menikmati sajian informasi dari generasi sebelumnya. Dibanding 2 genrerasi sebelumnya, generasi kini justru sangat mudah lewat smartphone bisa internetan. Ditambah harga jatah (kuota) internet yang murah, kita bisa buka grup di sosial media juga dengan free.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa apa yang telah ditulis oleh dua generasi sebelumnya memberi pengaruh yang besar ke generasi kini.
Apabila noda yang dimuntahkan oleh generasi sebelumnya dibaca secara mentah oleh user internet sekarang, dampaknya akan sangat buruk. Sebagai contoh soal isu PKI yang jadi kesukaan generasi orde baru dibaca secara mentah, kita akan terperosok ke dalam lubang yang sama seperti mereka. Termakan propaganda tanpa mau mempelajarinya. Alhasil cukup banyak generasi kini yang tertular pemikiran generasi orde baru.
Tetapi apabila generasi kini itu adalah kita yang mau menjajal informasi terkait lebih banyak lagi. Tentu hal ini akan menjadi bahan diskusi dulu sebelum memberikan kesimpulan mengenai apa kata golongan orde baru itu benar atau salah. Untuk itu diperlukan wadah untuk berdiskusi. Sayangnya sejauh yang aku amati ini, kita masih buta soal seni berdiskusi. Alih-alih berdiskusi, yang terjadi malah melakukan kecatatan dalam diskusi. Sehingga upaya membahas materi apa pun sering menemui jalan buntu.
Yang paling jelas secara global adalah soal Flat Earth. Flat Earth ini sebetulnya sudah jadi bahan meme dibanding bahan diskusi. Tetapi karena bagi kita ini adalah hal baru, maka banyak orang kekinian yang masih membahasanya. Tidak ada yang salah, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali kan?
Atau banyak hal lain yang tentunya membuat jalur-jalur pemikiran bagi generasi kini. Entah itu ke mana arahnya, pro-kontra selalu saja ada. Inilah era di mana kita semua memang harus mau saling berdiskusi untuk memahami dengan baik apa yang oleh generasi-generasi sebelumnya tinggalkan tanpa tanggung jawab mereka.
Mari kita budayakan berdiskusi. Kurangi perilaku membodohi diri dengan mudah percaya segala yang kita baca di internet. Karena sekarang itu bukan lagi jaman orde baru. Kita sekarang bebas mengemukakan pendapat. Tidak usah malu mulai bertanya, ngajak diskusi, berpendapat dan mengorek informasi lain untuk menambah pengetahuan kita bersama.
Kita sudah berada di fase puncak bermedia sosial. Memangnya kamu mau cap negara berflower atau +62 yang identik dengan kebodohan menjadi abadi?
Makanya bijaklah menggunakan smartphone kalian!
Makanya bijaklah menggunakan smartphone kalian!